Oleh : Ahmad Riyadi R (Dosen STAIN Samarinda) & Miswan (Pustakawan dan Staf American Corner pada UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang)
Fungsi utama setiap perpustakaan adalah menjadi perantara atau antarmuka (intermediary, interface) antara dunia pengetahuan dan informasi di satu sisi dan pemakai pengetahuan di sisi lain (Lancaster, 1979: 4-5). Untuk itu perpustakaan melakukan pengelolaan koleksi yang dimilikinya agar dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat oleh pemakai pada saat diperlukan. Secara umum perpustakaan melakukan pengindeksan informasi dan koleksi yang dimilikinya untuk menciptakan wakil ringkas koleksi yang terkenal dengan katalog, untuk memudahkan pemakai mengakses dan menemukan koleksi.
Salah satu kegiatan pengindeksan ini adalah klasifikasi koleksi, yaitu pengelompokan koleksi yang memiliki ciri-ciri yang sama, umumnya subyek koleksi yang menjadi ciri pembagian. Apabila ditelusuri sejarahnya, klasifikasi memiliki keterkaitan dengan teori dan pembagian ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh filosof kenamaan pada awal masa modern yaitu Francis Bacon. Tulisan singkat ini mencoba mendeskripsikan pengaruh Francis Bacon terhadap pembagian ilmu atau klasifikasi di perpustakaan melalui bagan-bagan klasifikasi utama yang dipergunakan oleh perpustakaan dalam mengklasifikasi koleksinya.
A. Francis Bacon: Riwayat Hidup dan Karyanya
Francis Bacon, Lord Chancellor, Baron de Verulam, Viscount St. Albans (1561-1626), lahir di London di tengah-tengah keluarga bangsawan Sir Nicholas Bacon. Ibunya, Lady Bacon, adalah seorang perempuan yang cerdas dan memiliki sentimen keagamaan yang kuat. Sebagai anak bungsu, Francis dikenal sebagai anak yang lemah dan serius. Ia masuk ke Trinity College, Cambridge, pada usia 12 tahun yang kemudian memikat perhatian sang Ratu karena kematangan intelektualnya. Ibunya sangat mengharapkan Francis menjadi seorang yang saleh, sedangkan ayahnya berharap ia menjadi seorang diplomat dan mengajarkannya tata cara kehidupan istana. Hal ini menimbulkan pertentangan dalam dirinya di kemudian hari (Cranston, 1972: 235).
Francis Bacon dikenal sebagai negarawan dan filosof ilmu pengetahuan ternama di Inggris. Ia adalah seorang yang cakap di berbagai bidang. Ia dikenal ahli dibidang politik, hukum, sastra, filsafat dan ilmu pengetahuan (Cranston, 1972: 235). Dalam karirnya sebagai negarawan dan politikus, Bacon sangat dihormati. Ia pernah diberi tugas di kedutaan besar Inggris di Paris. Kemudian ia terjun di bidang hukum dan menjadi anggota parlemen pada tahun 1584 pada usia 23 tahun. Pada usia 57 tahun Bacon diangkat menjadi Lord Chancellor dan diberi gelar Baron de Verulam. Pada tahun 1621 ia diangkat menjadi Viscount of St. Albans (Verhaak dan Imam, 1995: 137-8). Di bidang ilmu pengetahuan, Bacon dikenal sebagai filosof ternama dan tokoh filsafat ilmu pengetahuan modern. Bacon meninggal dunia pada tahun 1626 karena serangan bronkhitis (Cranston, 1972: 235-6).
Bacon mewariskan beberapa karya yang abadi. Karya-karya Bacon dipelajari oleh hampir semua orang yang berminat mendalami filsafat ilmu pengetahuan sampai sekarang. Di antara karyanya yang terkenal antara lain adalah kumpulan Essays (1597), yang menggambarkan karakter dirinya, terutama kecurigaannya terhadap cinta dan kekagumannya terhadap persahabatan (Mayer, 1951: 73-4). The Advancement of Learning (1605), yang kemudian diperbarui dengan judul Dignity and Advancement of the Sciences (1623). Di dalam buku ini Bacon menguraikan perkembangan dan pembagian ilmu pengetahuan. Buku ini merupakan bagian pertama dari suatu karya raksasa yang direncanakannya, namun tidak pernah terselesaikan, yang berjudul umum Instauratio Magna (Pembaruan Besar). Bagian kedua dari Instauration terbit pada tahun 1620, yaitu Novum Organum (Organum Baru). Dalam buku ini Bacon ‘memperbarui’ Organon karya Aristoteles yang hampir seluruhnya deduktif. Ia menjelaskan dengan rinci metode baru untuk penyelidikan ilmiah dan filosofis yang berbeda dengan Aristoteles, yang ia sebut logika induktif. Novum Organum ini merupakan ‘pembaruan’ dari bukunya Cogitata et Vista (Yang Pernah Dipikirkan dan Dilihat) yang terbit tahun 1607. Bacon juga menulis buku kecil Nova Atlantis (Atlatis Baru) yang diterbitkan pada tahun 1627 dalam keadaan belum selesai karena ia meninggal. Buku ini menggambarkan kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai manusia dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan (Verhaak dan Imam, 1995: 138; Tsanoff, 1953: 265).
B. Beberapa Pemikiran Bacon
B.1. Hakekat Pengetahuan
Bacon hidup pada masa permulaan dunia memasuki era industri akibat kemajuan ilmu-ilmu alam. Beberapa penemuan dan aplikasi dari ilmu-ilmu dikembangkan guna kepentingan praktis dan kemudahan hidup manusia. Pada masa itu bangsa Eropa mulai berkeliling dunia ‘mencari’ tanah baru, dan mengembangkan industri demi kejayaan mereka. Hal ini menurut Bacon merupakan buah ilmu pengetahuan. Bacon tidak setuju dengan pandangan Aristoteles yang berprinsip bahwa ilmu yang sempurna tidak boleh mencari untung, tapi bersifat kontemplatif. Bacon berpandangan sebaliknya. Menurutnya ilmu harus ditujukan untuk mencari untung, memperkuat kemampuan manusia. dengan cara ini ilmu-ilmu dapat berkembang. Pengetahuan manusia hanya berarti jika tampak dalam kekuasaan manusia (Verhaak dan Imam, 1995: 138-9). Maka muncul prinsip Bacon human knowledge is human power, dan pernyataan yang paling tepat untuk menggambarkan karakter filsafat Bacon adalah knowledge is power (Mayer, 1951: 76).
Bacon mengkritik para filosof metafisika tradisional seperti laba-laba. Mereka dengan sangat cerdik membuat jaring dengan bahan yang keluar dari tubuh mereka, tetapi mereka tidak memiliki kontak dengan realitas sekitarnya. Atau mereka seperti semut yang mengumpulkan segudang bahan tanpa menyeleksi dan memodifikasinya. Menurut Bacon, filosof ilmu pengetahuan hendaknya seperti lebah. Ia mengumpulkan bahan-bahan dari bunga di kebun dan taman, kemudian memindahkan dan mencernanya dengan kekuatan yang ada pada dirinya dan keluar dalam bentuk madu. Ilmuwan harus bekerja sama dengan sesama ilmuwan dalam mengumpulkan ilmu pengetahuan. Mereka harus mengumpulkan data, menafsirkannya, mengadakan eksperimen dan mempelajari rahasia-rahasia alam melalui observasi yang terencana dan terorganisir (Cranston, 1972: 237; Tsanoff, 1953: 268-9).
B.2. Empat Macam Godaan
Bacon menegaskan, untuk memajukan ilmu pengetahuan terdapat beberapa kecenderungan pada pikiran manusia yang harus diluruskan. Bacon menyebut empat godaan (idols) yang harus diperhatikan (Verhaak dan Imam, 1995: 143; Cranston, 1972: 237-8; Tsanoff, 1953: 267-8; Mayer, 1951: 77-80):
1. Idola tribus (tribus: umat manusia pada umumnya), yaitu menarik kesimpulan tanpa dasar secukupnya, berhenti pada sebab-sebab yang diteliti secara dangkal, jasmani dan inderawi saja, tanpa percobaan dan pengamatan yang memadai;
2. Idola specus (specus: gua), maksudnya prasangka pada setiap orang yang membuat manusia seolah-olah terkurung dalam guanya sendiri dan matanya tertutup terhadap apa yang ada di luar gua itu;
3. Idola fori (fori: pasar), maksudnya anggapan dan pembicaraan umum yang diterima begitu saja tanpa dipertanyakan atau diteliti lebih lanjut;
4. Idola theatri (theatrum: panggung), yaitu kesalahan yang merasuk pelan-pelan ke dalam pikiran manusia yang bersumber dari berbagai dogma dalam sistem filsafat. Sistem tersebut seperti panggung sandiwara, tidak memberikan gambaran tentang alam semesta secara riil.
B.3. Logika Induksi
Di bagian kedua bukunya Novum Organum, Bacon mengemukakan teori induksi. Ciri khas induksi adalah menemukan dasar inti (formae) yang melampaui data partikular. Langkah pertama adalah mengumpulkan data heterogen tentang sesuatu. Selanjutnya urutan data akan nampak dengan jelas: pertama, peristiwa konkrit partikular yang sebenarnya terjadi (latens processus dengan sebab efisiennya), kemudian suatu hal yang lebih umum sifatnya (latens schematismus dengan sebab materialnya), baru akan ditemukan dasar inti (formae). Dalam dasar inti ini, pertama ditemukan dasar inti yang masih agak partikular, yang keberlakuannya harus diperiksa dengan jalan deduksi. Apabila hal ini sudah cukup kuat, kemudian melangkah untuk menemukan dasar inti yang semakin umum dan luas (Verhaak dan Imam, 1995: 143-4). Menurut Bacon, induksi yang benar tidak hanya sekedar mengumpulkan, tetapi juga memilah-milah dan mengolah. Hal ini diibaratkan oleh Bacon sebagai semut dan lebah, sebagaimana uraian di atas (Tsanoff, 1953: 269).
Bacon menguraikan metode ilmiah induksi ini dengan mengemukakan tiga tabel penyelidikan (tables of investigation). Pertama adalah tabel penegasan (table of affirmation), yaitu berisi kumpulan fenomena yang disepakati memiliki ciri-ciri yang sama. Tabel pertama ini harus dihadapkan dengan tabel kedua, yaitu tabel penyangkalan (table of negiation) yang berisi kebalikan dari tabel pertama. Kemudian tabel ketiga, tabel perbandingan (table of comparison), berisi analisis tentang variasi di dalam fenomena yang berbeda-beda untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara berbagai perubahan yang diamati. Menurut Bacon, metode ini sangat membantu untuk memahami dan menafsirkan fenomena alam (Tsanoff, 1953: 269; Cranston, 1972: 239).
B.4. Pembagian Ilmu
Di bagian kedua The Advancement of Learning, Bacon membagi ilmu pengetahuan secara rinci. Bacon berpandangan bahwa jiwa manusia yang berakal memiliki tiga kemampuan yang merupakan dasar segala pengetahuan. Ia mengatakan:
“The parts of human learning have reference to the three parts of man’s understanding, which is the seat of learning: history to his memory, poesy to his imagination, and philosophy to his reason” (Bacon, 1605: 32).
Pembagian ilmu oleh Bacon tersebut diringkas oleh Verhaak dan Imam (1995: 139-41) sebagai berikut:
1. Ingatan (memoria), yaitu berkenaan dengan apa yang sudah diperiksa dan diselidiki (historia);
2. Daya khayal (imaginatio), yaitu berkenaan dengan keindahan dalam bidang sastra (poesis); dan
3. Akal (ratio), yaitu berkenaan dengan filsafat (philosophia) sebagai hasil kerja akal.
Selanjutnya Bacon membagi filsafat ke dalam tiga bidang, yaitu:
De numine, yang kini disebut filsafat ketuhanan. Penjelasan mengenai hal ini diterima melalui pembiasaan (radio refracto);
De natura, tentang dunia tempat tinggal manusia. Penjelasan mengenai hal ini diterima secara langsung (radio directo); dan
De homine, tentang manusia sendiri. Penjelasan mengenai hal ini diterima melalui pemantulan (radio reflexo).
Selanjutnya De natura, menurut Bacon dibagi menjadi:
3.2.1. Teoritis (speculativa) yang meliputi: 1) physica, berkenaan dengan sebab efisien dan material, yaitu yang langsung dapat diamati sebagai sebab-sebab fisik; dan 2) metaphysica, berkenaan dengan sebab formal dan final, yaitu hukum yang tetap atau hukum alam yang tidak dapat langsung diamati secara empiris.
3.2.2. Terapan (operativa), penerapan atau pelaksanaan dari bagian teoritis, yang terbagi menjadi: 1) mechanica yang merupakan terapan physica dan 2) magica yang merupakan terapan metaphysica.
Bacon membagi de homine menjadi:
3.3.1. philosophia humanitatis, tentang manusia sebagai pribadi secara individual;
3.3.2. philosophia civilis, tentang manusia sebagai warga masyarakat.
Bacon menguraikan pembagian ilmu pengetahuan secara terperinci disertai dengan alasan dan penjelasannya di bagian kedua dari bukunya The Advancement of Learning (1605). Di dalam tulisan ini penulis tidak mungkin menguraikan semuanya, sebab diperlukan waktu yang relatif lama untuk menelaah karya Bacon tersebut. Penulis hanya akan mengemukakan pengaruhnya secara singkat dengan mengacu pada literatur yang tersedia.
C. Analisis Pengaruh Pembagian Ilmu Pengetahuan Bacon terhadap Klasifikasi Perpustakaan
Sebelum dikenal klasifikasi bahan pustaka menurut subyek, koleksi perpustakaan dahulu disusun di rak bukan berdasarkan pembagian subyek atau isi koleksi. Koleksi perpustakaan disusun berdasarkan warna buku, tinggi dan lebarnya, atau berdasarkan jenis bahan dari koleksi tersebut. Sehingga dari sudut pandang seni atau keserasian dan keteraturan koleksi secara fisik, koleksi perpustakaan nampak rapi, teratur dan indah dilihat. Buku-buku yang memiliki ukuran sama terkumpul di rak yang sama, bahkan buku dengan warna sampul yang sama juga bisa dikumpulkan pada tempat yang sama. Akan tetapi klasifikasi seperti ini mengakibatkan koleksi atau buku-buku yang berisi subyek atau bidang ilmu yang sama, berkaitan erat secara hirarkhis keilmuan akan tersebar di tempat yang berbeda-beda. Hal ini tentu sangat menyulitkan bagi pemakai perpustakaan untuk menemukan buku-buku dalam subyek yang sama secara komprehensif apabila mereka memerlukannya. Akhirnya muncul Melvil Dewey yang menerbitkan pamflet yang berisi pokok-pokok klasifikasi koleksi perpustakaan menurut subyek atau isinya, dengan judul A Classification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and Pamphlets of a Library, pada tahun 1876. Penerbitan ini menandai terbitnya sistem Dewey Decimal Classification, atau lebih dikenal dengan singkatannya DDC (Sulistyo-Basuki, 1993: 402).
Krishan Kumar (1979: 35) mengatakan bahwa di dunia perpustakaan dikenal lima bagan klasifikasi utama yang banyak digunakan oleh berbagai perpustakaan dan pusat informasi di dunia ini. Kelima bagan klasifikasi tersebut adalah:
1. Dewey Decimal Classification (DDC);
2. Universal Decimal Classification (UDC);
3. Library of Congress Classification (LCC);
4. Colon Classification (CC); dan
5. Bibliographic Classification (BC).
Sebenarnya masih ada beberapa bagan klasifikasi lain yang digunakan di perpustakaan selain kelima bagan utama di atas, seperti Brown dan Cutter Classification. Namun bagan klasifkasi selain dari kelima bagan tersebut jarang digunakan di perpustakaan.
Menurut Wynar (1980: 395-6), pengaruh pembagian ilmu Bacon terhadap klasifikasi koleksi perpustakaan dimulai pada tahun 1812. Sejarah tersebut dimulai ketika Thomas Jafferson, presiden ketiga Amerika Serikat yang juga ahli klasifikasi ilmu pengetahuan, mengklasifikasi koleksi pribadinya dengan mengadopsi beberapa unsur dari klasifikasi ilmu pengetahuan Bacon. Koleksi Jafferson ini merupakan cikal bakal koleksi Library of Congress. Di samping itu, Jafferson juga merencanakan untuk mengklasifikasi koleksi perpustakaan Universitiy of Virginia dengan cara yang sama. Wynar juga mengemukakan beberapa orang dan perpustakaan yang menggunakan dasar-dasar pembagian ilmu Bacon ini:
1. Jean Le Rond d’Alembert menggunakan klasifikasi Bacon untuk susunan karya ensiklopedinya: Encyclopedieou Dictionnaire Raisonne des Sciences des Arts et des Metiers (1751-1765);
2. Thomas Jafferson, yang menjadi dasar klasifikasi Library of Congress (1812);
3. Thaddeus Mason Harris, pustakawan Harvard (1791-1793);
4. Edward William Johnson, pustakawan College of South Carolina;
5. British Museum dan Bibliotheque Nationale;
6. William T. Harris (1870), pustakawan St. Louis Public School, yang menjadi dasar pengembangan Dewey Decimal Classification;
W. T. Harris mengembangkan sistem klasifikasi Bacon dengan membalik urutannya, yaitu dari history, poesy, philosophy menjadi philosophy, poesy, history. Klasifikasi Harris ini merupakan dasar bagi Dewey untuk menyusun dan mengembangkan DDC yang menjadi bagan klasifikasi modern untuk koleksi perpustakaan (Mills, 1973: 61), seperti nampak pada tabel di bawah. Secara terperinci, pengembangan Harris ini tidak sama persis dengan pembagian Bacon dalam bukunya The Advancement of Learning. Tetapi pijakan dasarnya adalah yang diberikan oleh Bacon, yaitu bahwa jiwa manusia memiliki tiga kemampuan yang merupakan dasar segala pengetahuan: memory, imagination dan reason.
Tabel Perbandingan Struktur Outline antara Pembagian Pengetahuan Bacon, Harris dan Dewey.
Bacon Harris Dewey
Original Inverted
History Philosophy Science
Philosophy
Religion
Social & Political Sciences
Natural Sciences & Useful Arts
General
Religion
Sociology
Science
Useful Art
Poesy Poesy Art
Fine Art
Poetry
Pure Fiction
Literary Miscellany
Fine Art
Literature
Philosophy History History
Geography and Travel
Civil History
Biography
Appendix
Miscellany
History
Biography
Geography and Travel
Sumber: Wynar, 1980: 407.
Pengaruh pembagian ilmu pengetahuan Bacon terhadap lima bagan klasifikasi utama perpustakaan dapat dilihat dalam uraian singkat berikut ini:
C.1. Dewey Decimal Classification (DDC)
Melvil Dewey, penyusun DDC yang paling banyak dipakai di perpustakaan seluruh dunia termasuk di Indonesia, tidak pernah mengatakan bahwa dirinya terpengaruh oleh pembagian pengetahuan Bacon. tetapi ia mengemukakan bahwa bagan klasifikasi yang ia kembangkan berdasar pada klasifikasi W. T. Harris. Sedangkan Harris sendiri mengatakan bahwa bagan yang ia susun merupakan pengembangan dari pembagian Bacon dengan membalik urutannya (Mills, 1973: 61; Sayers, 1970: 118). Dengan demikian secara tidak langsung DDC juga dipengaruhi oleh pembagian pengetahuan Bacon. DDC membagi ilmu dalam sepuluh kelas utama (Kumar, 1979: 37):
0 Karya umum
1 Filsafat dan disiplin yang terkait
2 Agama
3 Ilmu-ilmu sosial
4 Bahasa
5 Ilmu-ilmu murni
6 Teknologi (ilmu-ilmu terapan)
7 Seni
8 Sastra (Kesusastraan)
9 Geografi dan sejarah umum dan cabangnya
Kesepuluh kelas utuma ini kemudian dibagi menjadi 10 sub kelas atau divisi. Tiap divisi dibagi lagi dalam 10 seksi, dan seterusnya. Pembagian kesepuluh kelas tersebut merupakan pengembangan secara tidak langsung dari pembagian pengetahuan Bacon melalui Harris dengan pembalikan (inverted) dan beberapa penambahan.
C.2. Universal Decimal Classification (UDC)
Universal Decimal Classification (UDC) adalah bagan klasifikasi yang dikembangkan oleh Paul Otlet dan Henri La Fontaine. Mereka mengembangkan UDC ini dengan berdasar pada DDC yang disusun Dewey. UDC memungkinkan penggabungan berbagai kelas dengan menggunakan simbol-simbol atau tanda-tanda tertentu, sesuatu yang tidak terdapat dalam DDC (Kumar, 1979: 42-3). Jadi UDC jelas terpengaruh oleh pembagian pengetahuan Bacon meskipun tidak secara langsung.
C.3. Library of Congress Classification (LCC)
Sedangkan Library of Congress Classification (LCC) dilihat dari sejarah penyusunannya terlihat jelas terpengaruh oleh pembagian pengetahuan Bacon. Library of Congress (LC) didirikan pada tahun 1800. Penyusunan koleksi di rak pada saat itu berdasar pada ukuran bahan pustaka. Hal ini berlangsung sampai tahun 1812. Setelah koleksi pribadi Jafferson dijadikan koleksi LC, Perpustakaan Konggres ini kemudian mengadopsi klasifikasi yang digunakan oleh Jafferson, yang merupakan adopsi dari pembagian pengetahuan oleh Bacon (Kumar, 1979: 50-1).
C.4. Colon Classification (CC)
Bagan klasifikasi ini diciptakan oleh Shiyali Ramamrita Ranganathan seorang pustakawan di Universitas Madras India. Ranganathan tidak puas dengan bagan klasifikasi yang ada (DDC, UDC ataupun LCC). Ia kemudian menyusun bagan klasifikasi sendiri dengan bertumpu pada urutan faset, yang dikenal dengan Colon Classificatin (CC). Dinamakan Colon karena menggunakan tanda colon ‘:’ (titik dua) sebagai tanda untuk menggabungkan faset (Kumar, 1979: 56-7). CC banyak digunakan di perpustakaan di India. Ranganathan menentukan urutan faset PMEST (Personality, Matter, Energy, Space dan Time). Urutan faset ini banyak dipakai dalam analisis subyek untuk menentukan subyek sebuah buku atau bahan pustaka. Ranganathan mengemukakan sesuatu yang baru dalam dunia perpustakaan, yaitu klasifikasi berfaset. Akan tetapi apabila dilihat dari daftar bagan klasifikasinya, kelihatan jelas bahwa CC merupakan pengembangan dari LCC. Dengan demikian, secara tidak langsung CC pun terpengaruh oleh pembagian pengetahuan Bacon.
C.5. Bibliographic Classification (BC)
Bagan klasifikasi ini disusun oleh Henry Evelyn Bliss. Ia menerbitkan buku The Organisation of Knowledge and the System of the Sciences yang melahirkan Bibliographic Classification (BC) ini. Bliss menyebutkan bahwa bagan klasifikasi yang ia susun berdasar pada pembagian ilmu pengetahuan Bacon (Mills, 1973: 133).
Uraian di atas menunjukkan betapa besar pengaruh pembagian ilmu pengetahuan Bacon terhadap bagan klasifikasi yang digunakan untuk mengkasifikasi dan menyusun koleksi di perpustakaan. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa kelima bagan klasifikasi utama, baik secara langsung ataupun tidak, terpengaruh oleh Bacon. Memang terdapat beberapa perbedaan antara pembagian ilmu pengetahuan oleh Bacon dengan bagan klasifikasi perpustakaan, terutama perbedaan pembagian kelas-kelas menjadi sub-kelas, divisi dan seksi. Misalnya Bacon memasukkan teologi ke dalam sejarah, karena menurutnya teologi membahas sejarah suci, sehingga digolongkan dalam sejarah gereja. Perbedaan tersebut muncul karena perbedaan penafsiran tentang suatu bidang dan karena konteks zaman yang berbeda. Tetapi dasar pembagian ilmu pengetahuan Bacon yang bertumpu pada tiga kemampuan dasar jiwa manusia, ingatan, imajinasi dan akal tetap menjadi dasar utama bagi semua bagan klasifikasi perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bacon, Francis, (1605). The Advancement of Learning, dalam Adler, Mortimer, ed., (1996). Great Books of the Western World, Vol. 28. Chicago: Encyclopedia Britanica.
Bjork, Bo-Christer, Ziga Turk (2000). “How Scientists Retrieve Publications: an Empirical Study of How the Internet Is Overtaking Paper Media”. The Journal of Electronic Publishing, 6 (2), December 2000. http://www.press.umich.edu/jep/06-02/bjork.html. (Diakses 7 Pebruari 2001)
Bot, Marjolein , Johan Burgemeester dan Hans Roes (1998). “The Cost of Publishing an Electronic Journal: a General Model and a Case Study”, D-Lib Magazine,
November 1998. http://www.dlib.org/dlib/november98/11roes.html (Diakses 31 Oktober 2001)
Bucland, Michael, K. “What is document ?” Journal of the American Society for Information Science. 48(9): 804-809, 1997
Busha, C.H. Harter, S.P. Research methods in Librarianship: techniques and interpretation. New York: Academic Press, 1980.
Chen, Chaomei. Mapping Scientific Frontiers: The quest for knowledge visualization. London: Springer, 2003.
Chen, Chaomei., Ray J. Paul, and Bob O’Keefe. Fitting the jigsaw of citation: Information Visualization in domain analysis. Journal of the American Society for Information Science. 52(4):315-330, 2001.
Corea, Ishvari, ed., (1993). Encyclopedia of Information and Library Science. New Delhi: Akashdheep Publishing House.
Cranston, Maurice. “Bacon, Francis”, dalam Edwards, Paul, ed., (1972). The Encyclopedia of Philosophy, Vol. I. New York: MacMillan, hlm. 235-240.
Dimitroff, Alexandra. Self Citation in the library and information science literature”. Jurnal of Documentation. V.51, no.1,1995 : 44-56
Ding, Ying. Gobinda Chowdhury, Schubert Foo. Mapping intellectual Structure of Information Retrieval: An Author Cocitation Analysis, 1987-1997. Journal Of Information Science, 25(1), 67-78.
Diodato, Virgil. Dictionary of Bibliometrics. New York: The Haworth Press, Binghamton,1994.
Esposito, John.L. Ensiklopedi Oxford : Dunia Islam modern Jil.2. Bandung: Mizan, 2001
Everett, James E. and Pecotich, Antony. A Combined loglinear? MDS model for mapping journals by citation analysis. Journal of the American Society for Information Science, 42(6):405-413. 1991.
Feather, John dan Paul Sturges, ed., (1997). International Encyclopedia of Information and Library Science. London: Routledge.
Ford, Charlotte E., Stephen P. Harter (1998). “The Downside of Scholarly Electronic Publishing: Problem in Accessing Electronic Journals Through Online Directories and Catalogs”. College & Research Libraries, 59 (4), hlm. 335-346.
Gani, Fuad. Nilai dan dampak Informasi. Makalah. Program Studi Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan . Program Pascasarjana. Fakultas Sastra. Universitas Indonesia, 2001
Garfield, Eugene. Citation Indeks: Its theory and Application in Science, Technology and Humanities. New York : John Wiley and Sons, 1979.
Getz, Malcom (1997). “Electronic Publishing in Academia: an Economic Perspective”, Prosiding pada konperensi Scholarly Communication and Technology, Emory University 24-25 April 1997 http://www.arl.org/scomm/scat/getz.html (Diakses 31 Mei 2000)
Guedon, Jean-Claude (2001). “Beyond Core Journals and Licenses: The Paths to Reform Scientific Publishing”. ARL Bimonthly Report 218, October 2001. http://www.arl.org/newsltr/218/guedon.html. (Diakses 26 Oktober 2001)
Haigi, Zhang., Shigeaki Yamazaki. Citation indicators of Japanese Journals. Journal of the American Society for Information Science. 49(4):375-379, 1998
Hall, D.H. “growth and citation selection rates in rapidly growing sciences from date stacking and bibliographic databases” Dalam Egghe,L. Rousseau, R. Editors. Informetrics 89/90, 1990. 163-192.
Harter, Stephen P. (1996). "The Impact of Electronic Journals on Scholarly Communication: a Citation Analysis”. The Public-Access Computer Systems Review 7 (5). (Refereed Article), http://info.lib.uh.edu/pr/v7/n5/hart7n5.html (Diakses 26 Oktober 2001)
Harter, Stephen P. (1998). “Scholarly Communication and Electronic Journals: an Impact Study”, Journal of the American Society for Information Science 49 (6), hlm. 507-516.
Harter, Stephen P. dan Charlotte E. Ford (2000), “Web-Based Analyses of E-Journal Impact: Approaches, Problems, and Issues”, Journal of the American Society for Information Science 51 (13), hlm. 1159-1176.
Harter, Stephen P. dan Hak Joon Kim (1996) “Electronic Journals and Scholarly Communication: A Citation and Reference Study”, http://ezinfo.ucs.indiana.edu/~harter/harter-asis96midyear.html (Diakses 31 Oktober 2001)
Ikpaahindi, Linus.”An Overview of Bibliometrics: its measurements, laws, and their applications.” Libri V.35, no.2, 1985: 163-177
Irmayanti,. Filsafat dan Metodologi Ilmu Pengetahuan : Refleksi Kritis atas kerja Ilmiah. Buku pegangan untuk mata kuliah Filsafat dan Metodologi Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2001.
Kochen, M. Technology and commnication in the future. Journal of the American Society for Information Science. 32(2):148-157, 1981
Kochtanek, Thomas, R. Brief communication: document clustering, using macro retrieval technics. Journal of the American Society for Information Science34(5):356-359,1983.
Kopcsa, A. and Schiebel, E. Science and technology mapping: a new iteration model for representing multideminsional relationship. Journal of the American Society for Information Science.49(1):7-17. 1998
Kreuzman, Henry. “A Co-citation analysis of representative authors in philosophy: examining the relationship between epistemologists and philosophers of science”. Scientometrics.Vol.51.No.3.(2001) 525-539.
Kumar, Krishan, (1979). Theory of Classification. New Delhi: Vikas Publishing House.
Lancaster, F. W. (1979). Information Retrieval System: Characteristics, Testing and Evaluation, 2nd ed. New York: Wiley.
Liu, Mengxiong. “Progress in documentation the complexities of citation practice: a review of citation studies” Journal of Documentation, V.49, no.4, 1993. 370-408.
Magnis-Suseno, Franz. Filsafat sebagai ilmu kritis. Yogyakarta: Kanisius, 1992
Malo, Manasse dan Sri Trisnoningtias. Metode penelitian masyarakat. Pusat antar universitas ilmu-ilmu sosial Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mayer, Frederick, (1951). A History of Modern Philosophy. New York: American Book Company.
McQuail, Denis dan Sven Windahl (1995). Communication Models: for the Study of Mass Communications, 2nd ed. London: Longman.
Menzel, Herbert. Planning the consequences of unplaned action in scientific communication dalam Communication in science. edited by Anthony de Reuck and Julie Knight. Boston: Little Brown. Hlm. 57-77, 1967
Mikhailov, A.I. Cherni dan Giliarevskii, R.S. Scientific Communications and Informatics. Arlington: Information Resources Press, 1984.
Mikhailov, Chernyi, Giliarevskii. Scientific Communication and informatics. Arlington: Information Resources. 1-402. 1984
Mills, J., (1973). A Modern Outline of Library Classification, 7th ed. London: Chapman and Hall.
Nata, Abudin “ Peta keragaman pemikiran Islam di Indonesia”. Jakarta: Rajawali Press, 2001
Norton, Melanie J. Introductory concepts in Information Science. American Society for Information Science. Medford, New Jersey: Information Today Inc, 2000.
Noyons, E.C.M. and Moed, H.F. “Combining mapping and citation analysis for evaluative bibliometric puposes: a bibliometric study”. Journal of the American Society for Information Science50(2):115-131,1999.
Odlyzko, Andrew (1995). “Tragic Loss or Good Riddance? The Impending Demise of Traditional Scholarly Journals” http://www.research.att.com/~amo/, (Diakses 2 Nopember 2001).
Odlyzko, Andrew (1997). “The Economics of Electronic Journals”, Prosiding pada konperensi Scholarly Communication and Technology, Emory University 24-25 April 1997, http://arl.cni.org/scomm/scat/odlyzko.html (Diakses 2 Nopember 2001), atau tersedia juga di First Monday: Peer-Reviewed Journal on the Internet, 2 (8), http://www.firstmonday.dk/issues/issue2_8/odlyzko/, (Diakses 31 Oktober 2001).
Odlyzko, Andrew (1998). “The Economics of Electronic Journals”, The Journal of Electronic Publishing, 4 (1), September 1998, http://www.press.umich.edu/jep/04-01/odlyzko.html (Diakses 2 Nopember 2001).
Old, L. John “ Utilizing spatial information systems for non-spatial-data analysis” Scientometrics.Vol.51.No.3.(2001) 563-571.
Peritz, B.C. A Citation Analysis of clinical trials : are definitive studies lees cited than other ?. Informetrics 89/90, (163-192)
Peters, H.P.F.Braam, R.R., Raan, Van, F.J. Cognitive resemblance and citation relation in chemical engineering publication. Journal of the American Society for Information Science.46(1):9-21.1995.
Powel, Ronald R. Basic research methods for libarians. 3rd. Ed. London: Ablex Publishing Corp.,1999.
Raan, Van AF.J.” Fractal geometry of Informetrics space as represented by co-citation clustering” Scientometrics. V.20, no.3 1991: 439-449
Rais, Amin.M. Cakrawala Islam: antara cita dan fakta. Bandung: Mizan, 1991
Saefuddin, A.M. et.al. Desekularisasi pemikiran: landasan islamisasi. Bandung: Mizan, 1991.
Saracevic, Tepko. Information Science. Journal of the American Society for Information Science.50(12):1051-1063,1999
Sayers, W.C. Berwick, (1970). A Manual of Classification for Librarians, 4th ed. London: Andre Deutsch.
Schwechheimer, Holger and Matthias Winterhager. “Mapping interdisciplinary research fronts in neuroscience: a bibliometrik view to retrograde amnesia”. Scientometrics.Vol.51.No.1.(2001) 311-318.
Sengupta,I.N. “Bibliometrics, Informetrics, Scientometrics and Librametrics: an overview.” Libri, V.42, no.2,1992 : 75-98
Septiyantono,Tri. Kolaborasi penulis artikel yang dimuat pada Geneeskundig tijdschrift voor Nederlandsch Indie 1931-1939, Journal oof Indonesian Medical Association 1951-1959, Majalah Kedokteran Indonesia 1981-1989. Tesis. Program Studi Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan . Program Pascasarjana. Fakultas Sastra. Universitas Indonesia,1996
Smith, Linda C. Citation Analysis, Library Trends 30, 1(83-106) 1981
Spasser. Mapping the Terrain of Pharmacy: co-classification analysis of the International Pharmaceutical Abstracts Database. Scientometrics.39(1):77-97.1997
Speier, Cheri, Jonathan Palmer, Daniel Wren dan Susan Hahn (1999). “Faculty Perceptions of Electronic Journals as Scholarly Communication: a Question of Prestige and Legitimacy”, Journal of the American Society for Information Science 50 (6), hlm. 537-543.
Sulistyo-Basuki (1994). “Komunikasi Ilmiah dan Manfaatnya bagi Tenaga Pengajar dan Mahasiswa”. Makalah Seminar Sehari Perpustakaan, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, 24 Maret 1994.
Sulistyo-Basuki, (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan, cet. ke-2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sulistyo-Basuki, “Visualisasi ilmu pengetahuan” makalah. Seminar Informetrika dan Scientometrika bagi Peneliti dan Pustakawan. Jakarta, 17 September 2001
Sulistyo-Basuki, dkk “Kajian jaringan komunikasi ilmiah di Indonesia dengan menggunakan analisis subjek dan analisis sitiran” Proyek hibah bersaing VII. Depok: Universitas Indonesia, 2001.
Sulistyo-Basuki. Teknik dan Jasa dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Sulminen, Airi Katrikamppinen, and Merja Lehtovara. “Towards a methodology for document analysis. Journal of the American Society for Information Science, 48 (7):644-655. 1997.
Suriasumantri, Jujun. S. Ilmu dalam prespektif: sebuah kumpulan karangan tentang hakekat ilmu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995.
Suriasumantri, Jujun.S. Filsafat Ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.
Suwito dan Muhbib, Peta studi Islam pada program Pascasarjana IAIN Jakarta. Jauhar, Jurnal pemikiran Islam kontekstual. V.2 No.2. Des 2001. Jakarta: PPs IAIN Jakarta, 2001. hal. 246-274.
Sweeney, Aldrin (2000), “Should You Publish in Electronic Journals? The Journal of Electronic Publishing, 6 (2) December, 2000, http://www.press.umich.edu/jep/06-02/sweeney.html (Diakses 26 September 2001)
Taro, Helon. Analisis subyek dokumen untuk pemetaan ilmu nuklir. Tesis. Program Studi Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan . Program Pascasarjana. Fakultas Sastra. Universitas Indonesia, 2000
Tinerella, Vincent P. (1999). “The Crisis in Scholarly Publishing and the Role of the Academic Library”. Katharine Sharp Review, No. 8, Summer 1999 http://alexia.lis.uiuc.edu/review/8/tinerella.html. (Diakses pada 26 Oktober 2001)
Tsanoff, Radoslav A., (1953). The Great Philosophers. New York: Harper & Brothers Publishers.
Varian, Hal R. (1997). “The Future of Electronic Journals”, Prosiding pada konperensi Scholarly Communication and Technology, Emory University 24-25 April 1997 http://www.arl.org/scomm/scat/varian.html (Diakses 31 Mei 2000)
Verhaak, C. dan Imam, R. Haryono, (1995). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Whisler, Sandra dan Susan F. Rossenblat (1997) “Economics of Electronic Publishing: Cost Issues”. Prosiding pada konperensi Scholarly Communication and Technology, Emory University 24-25 April 1997, http://www.arl.org/scomm/scat/rosenblatt.html (Diakses 31 Mei 2000).
White, Howard D. A Citation map of the social indicators movement. Journal of the American Society for Information Science, 34(5):307-312. 1983.
White, Howard D. and Katherine W.McCain “ Bibliometrics” Annual Review mof Information Science and Technology (ARIST) 4,1989: 119-186.
White, Howard D. and Katherine W.McCain “ Visualizing a discipline: an author co-citation analysis of information science, 1972-1995. Journal of the American Society for Information Science, 49 (4):327-355. 1998
Woodward, Mark R. Jalan Baru Islam: memetakan paradigma mutakhir Islam Indonesia. Bandung: Mizan, 1999
Wynar, Bohdan S. (1980). Introduction to Cataloging and Classification. 6th ed. Littleton, Colorado: Libraries Unlimited
Yaru, Dang. Structural modeling of network systems in citation analysis. Journal of the American Society for Information Science. 48(10): 946-952, 1997
Zanten, Wim van. Statistika untuk ilmu-ilmu sosial. Ed.ke-2.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Tulisan Pak Ahmad, membuat saya kembali membuka buku2 Filsafat, ini menarik.
Terima kasih kawan ... tulisanku sampeyan sempurnakan. Kapan kita berkolaborasi lagi??? Wong Jatisari Semarang
The best memang👍