Menguak Akar Konflik Yahudi-Palestina
Agresi Yahudi terhadap rakyat Palestina yang terjadi sejak 1940-an hingga sekarang sesungguhnya berakar kuat dari konflik masa lalu, yaitu perebutan wilayah suci sebagai tanah "Tuhan", kota Hebron. Demikian kesimpulan yang disampaikan oleh DR. Iskandar Z, MA dalam sebuah diskusi yang digelar baru-baru ini oleh Kelompok kajIan MahaSiswa STAIN (KISS) di Musholla el-Dieny Samarinda.
Menurut nara sumber utama ini, kota Hebron adalah sebuah kota yang letaknya di wilayah Yudea arah selatan di bagian Tepi Barat. Kota ini terkenal dengan tanaman anggurnya. Jalannya sempit dan berbelok-belok, hingga antara satu jalan dengan jalan yang lain saling bertemu. Ia menambahkan, kata 'Hebron" sendiri diambil dari nama "Heber" dalam bahasa Ibrani yang berarti "berdampingan", "berdekatan", dan "bersahabat".
Kata Ibrani "Heber" ini dinisbatkan kepada nama nenek moyang mereka yang dalam bahasa Arab sebenarnya merupakan transliterasi dari kata "Ibrahim". Dalam pengertian inilah, maka kata Ibrahim dikaitkan pula dengan kata "khalil" yang berarti "sahabat". Sehingga "Ibrahim Khallullah" berarti "Ibrahim sahabat Allah".
Di kota inilah "sang" nenek moyang Ibrahim dimakamkan. Tanah-tanah yang ada dikawasan ini telah dibeli pula untuk kepentingan pemakaman istrinya Sarah dan para keluarga: Ya'qub, Yahya dll. Bagi orang Yahudi, demikian juga dengan Nasrani (Kristen), Ibrahim diklaim sebagai nenek moyang mereka. Bahkan Islam pun tidak kalah untuk mengatakan bahwa Ibrahim adalah Bapak dari segala Nabi Pembawa Agama Tuhan yang Lurus (Hanif). Klaim ini memicu perseteruan untuk saling berebut keyakinan. Terjadilah segitiga konflik: Yahudi, Kristen dan Islam.
Konflik yang terjadi awalnya dapat dipastikan hanya sebatas memperebutkan hak atas wilayah "suci". Perang kala itu adalah perang "atas nama Tuhan". Namun belakangan, sejak munculnya kekuatan Britania dengan lahirnya Buku Putihnya di tahun 1939, kota suci ini dibagi. Akankah Israel harus menjadi satu Negara dan dengan satu bangsa tersendiri, ataukah Israel menjadi satu Negara dengan dua bangsa yang berbeda, Yahudi dan Palestina. Persekongkolan kearah ini membawa dampak besar lahirnya konflik Arab-Israel yang berlangsung selama kurang lebih 8 tahun (sejak 1948).
Pada era tahun 1964 lahir gerakan baru dalam tubuh rakyat Palestina pimpinan Alm. Yasser Arafat, PLO sebagai partai yang bertujuan untuk membebaskan rakyat Palestina. Upaya untuk melahirkan tujuan-tujuan rakyat Palestina ini mendapat pro kontra. Munculllah gerakan Hamas dan al-Fath, disamping gerakan Jihad Islam. Gerakan Hamas lebih bersifat radikal, sementara al-Fath lebih demokrat. Radikalisme Hamas mengundang sentiment besar Yahudi Israel, lebih-lebih ketika Hamas berhasil menguasai parlemen di tahun 2006. Upaya menuju perdamaian berujung dengan kegagalan. Jalur Gaza yang dulunya disepakati merupakan tanah rakyat Palestina kembali diusik. 26 Desember 2008 merupakan babak baru bagi Yahudi Israel untuk kembali melancarkan serangan (operasi oferet). Sasaran utamanya (sebagai pembenaran) adalah kelompok Hamas. Korban sipil pun berjatuhan. Dunia mengutuk sebagai kejahatan perang dan kemanusiaan, namun Amerika di bawah kendali Bush tetap abstain. Ternyata dibalik sikap abstain Amerika ada konspirasi untuk menguasai tanah Palestina. Kalau target ini tercapai, maka hegemoni kekuasaan Barat akan terbangun kuat: Pertama Amerika di belahan dunia bagian barat, dan kedua Yahudi dibelahan dunia Timur. Ini tentu akan menjadi ancaman serius bagi Islam dan umat Islam. So, what next…..?
Menurut nara sumber utama ini, kota Hebron adalah sebuah kota yang letaknya di wilayah Yudea arah selatan di bagian Tepi Barat. Kota ini terkenal dengan tanaman anggurnya. Jalannya sempit dan berbelok-belok, hingga antara satu jalan dengan jalan yang lain saling bertemu. Ia menambahkan, kata 'Hebron" sendiri diambil dari nama "Heber" dalam bahasa Ibrani yang berarti "berdampingan", "berdekatan", dan "bersahabat".
Kata Ibrani "Heber" ini dinisbatkan kepada nama nenek moyang mereka yang dalam bahasa Arab sebenarnya merupakan transliterasi dari kata "Ibrahim". Dalam pengertian inilah, maka kata Ibrahim dikaitkan pula dengan kata "khalil" yang berarti "sahabat". Sehingga "Ibrahim Khallullah" berarti "Ibrahim sahabat Allah".
Di kota inilah "sang" nenek moyang Ibrahim dimakamkan. Tanah-tanah yang ada dikawasan ini telah dibeli pula untuk kepentingan pemakaman istrinya Sarah dan para keluarga: Ya'qub, Yahya dll. Bagi orang Yahudi, demikian juga dengan Nasrani (Kristen), Ibrahim diklaim sebagai nenek moyang mereka. Bahkan Islam pun tidak kalah untuk mengatakan bahwa Ibrahim adalah Bapak dari segala Nabi Pembawa Agama Tuhan yang Lurus (Hanif). Klaim ini memicu perseteruan untuk saling berebut keyakinan. Terjadilah segitiga konflik: Yahudi, Kristen dan Islam.
Konflik yang terjadi awalnya dapat dipastikan hanya sebatas memperebutkan hak atas wilayah "suci". Perang kala itu adalah perang "atas nama Tuhan". Namun belakangan, sejak munculnya kekuatan Britania dengan lahirnya Buku Putihnya di tahun 1939, kota suci ini dibagi. Akankah Israel harus menjadi satu Negara dan dengan satu bangsa tersendiri, ataukah Israel menjadi satu Negara dengan dua bangsa yang berbeda, Yahudi dan Palestina. Persekongkolan kearah ini membawa dampak besar lahirnya konflik Arab-Israel yang berlangsung selama kurang lebih 8 tahun (sejak 1948).
Pada era tahun 1964 lahir gerakan baru dalam tubuh rakyat Palestina pimpinan Alm. Yasser Arafat, PLO sebagai partai yang bertujuan untuk membebaskan rakyat Palestina. Upaya untuk melahirkan tujuan-tujuan rakyat Palestina ini mendapat pro kontra. Munculllah gerakan Hamas dan al-Fath, disamping gerakan Jihad Islam. Gerakan Hamas lebih bersifat radikal, sementara al-Fath lebih demokrat. Radikalisme Hamas mengundang sentiment besar Yahudi Israel, lebih-lebih ketika Hamas berhasil menguasai parlemen di tahun 2006. Upaya menuju perdamaian berujung dengan kegagalan. Jalur Gaza yang dulunya disepakati merupakan tanah rakyat Palestina kembali diusik. 26 Desember 2008 merupakan babak baru bagi Yahudi Israel untuk kembali melancarkan serangan (operasi oferet). Sasaran utamanya (sebagai pembenaran) adalah kelompok Hamas. Korban sipil pun berjatuhan. Dunia mengutuk sebagai kejahatan perang dan kemanusiaan, namun Amerika di bawah kendali Bush tetap abstain. Ternyata dibalik sikap abstain Amerika ada konspirasi untuk menguasai tanah Palestina. Kalau target ini tercapai, maka hegemoni kekuasaan Barat akan terbangun kuat: Pertama Amerika di belahan dunia bagian barat, dan kedua Yahudi dibelahan dunia Timur. Ini tentu akan menjadi ancaman serius bagi Islam dan umat Islam. So, what next…..?
0 komentar