Paradigma "nilai guna" dalam Surat al-Ma'un:1-7
Ditengah maraknya orang yang mengaku beragama, ternyata masih banyak yang hanya sekadar ucapan manis dibibir saja. Meski mereka tergolong orang yang rajin dalam ritualitas (ibadah) keseharian, tetapi mereka justeru tergolong sebagai pendusta bagi agama mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang yang kehilangan rasa empati kepada sesama, terutama kepada anak yatim dan orang-orang miskin. Rasa empati kepada sesama merupakan faktor penting dalam bangunan sebuah agama, dan kelihalangan rasa empati ini menjadikan struktur keberagamaan menjadi rusak. Oleh karena itu, kesalehan individu dengan jalan ibadah langsung kepada Tuhan, tidak akan lebih bermakna jika tidak dibarengi dengan kesalehan sosial dengan meningkatkan kepedulian kepada sesama.
Rasulullah mengatakan: "tidak akan mencium bau surga orang yang dalam sholatnya rajin, tetapi masih mengabaikan kepedulian kepada orang lain". Kebermaknaan seseorang yang mengaku beragama justeru terjadi ketika ada perpaduan yang seimbang antara dua kepentingan: sosial dan individual. Sebab kalau tidak, maka "kecelakaan" besarlah bagi mereka. Na'uzu billah
Rasulullah mengatakan: "tidak akan mencium bau surga orang yang dalam sholatnya rajin, tetapi masih mengabaikan kepedulian kepada orang lain". Kebermaknaan seseorang yang mengaku beragama justeru terjadi ketika ada perpaduan yang seimbang antara dua kepentingan: sosial dan individual. Sebab kalau tidak, maka "kecelakaan" besarlah bagi mereka. Na'uzu billah
0 komentar