Dari Promosi Doktor bidang Psikologi Anak:
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HARGA DIRI
Dr. Robingatin, M.Ag.Pembahasan self-esteem atau harga diri sering dikaitkan dengan konsep diri (self-concept) yakni sebagai diri yang dilihat, dirasakan dan dialami seseorang (Fitts, 1991: 3). Secara umum konsep diri merupakan gabungan pemikiran, perasaan dan sikap yang dimiliki orang terhadap dirinya sendiri. Sikap terhadap diri sendiri tersebut mempengaruhi tingkah laku dan memberikan wawasan ke dalam persepsi-persepsi individu, kebutuhan-kebutuhan individu dan tujuan individu ( Burn, 1997: 7).
Harga diri merupakan pembahasan penting dalam psikologi, karena terkait dengan aspek emosional yang merupakan salah satu dimensi manusia (Matthew, 2000: 1). Menurut Santrock (2002: 357) harga diri ialah dimensi evaluatif global dari diri. Harga diri juga diacu sebagai nilai diri atau citra diri. Kedua pengertian tersebut sering digunakan secara bergantian dan tidak didefinisikan secara berbeda dengan jelas. Menurut Hurlock (1978: 372) konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya yang merupakan gabungan dari keyakinan tentang diri sendiri, karakter fisik, psikologis, sosial, emosional, dan prestasi. Menurut Coopersmith (dalam Wothman, 2006: 41) harga diri adalah penilaian umum tentang diri sendiri yang berkaitan dengan kemampuan diri, memiliki sesuatu yang bernilai, dan bernilai dalam pandangan orang lain. Sedangkan menurut Clack, (1988: 41) keyakinan seseorang terhadap dirinya akan menentukan tindakan-tindakan dan pandangannya terhadap dunia dan orang lain.
Kerangka Berpikir
Perbedaan Harga Diri Anak yang Belajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Anak yang Belajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori.
Strategi pembelajaran digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil maksimal baik dalam hal prestasi akademik maupun dalam ketrampilan dan pengaruhnya pada harga diri anak. Hal ini terjadi melalui pengalaman langsung anak dan juga melalui Interaksi guru dan peserta didik maupun interaksi antara sesama peserta didik. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran dengan sasaran utama keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
Mata pelajaran PKn pada SD kelas dua berkaitan dengan konsep demokrasi dalam kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai Pancasila seperti kejujuran, disiplin dan senang bekerja. Sedangkan mata pelajaran IPS berkaitan dengan peran anggota dalam keluarga. Kedua materi pelajaran tersebut akan lebih efektif apabila digunakan teknik inkuiri dengan mengajukan pertanyaan tentang fenomena atau sebuah konsep dan nilai-nilai kemudian anak mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau mengajukan pertanyaan atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri. Demikian pula akan lebih efektif dengan menyediakan secara konkret pengalaman belajar aktif pada siswa.
Berdasar pada tujuan dan fungsi strategi pembelajaran, maka jika strategi pembelajaran inkuiri digunakan pada mata pelajaran PKn dan IPS akan cenderung melibatkan partisipasi dan keaktifan anak dengan cara memberikan siswa kesempatan belajar dengan mengajukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan, berdiskusi sesama teman, bekerjasama untuk menemukan jawaban. Dengan kata lain guru mengembangkan daya kritis siswa dengan mendorong siswa atas dasar keingintahuan dan mendorong pertanyaan-pertanyaan pada keingintahuan lebih. Inkuiri memperkecil atau menghilangkan ceramah dan memungkinkan siswa untuk menjadi diri mereka sendiri. Strategi ini sesuai dengan alamiah anak usia delapan tahun yang memiliki kecenderungan aktif
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri akan lebih memacu siswa tidak hanya secara kognitif lebih aktif menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan melainkan secara sosial juga mendorong anak terlibat aktif dan mengalami secara langsung dalam interaksi bersama teman. Situasi yang diciptakan seperti ini akan mendukung pengembangan harga diri anak.
Sedangkan strategi pembelajaran ekspositori bertujuan untuk menjelaskan fakta, gagasan dan informasi penting lain kepada para pembelajar. Strategi ini cenderung menekankan penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, referensi atau pengalaman pribadi dengan menggunakan teknik ceramah dan penjelasan dengan memberikan contoh tindakan pada siswa memberikan penjelasan, dan bertujuan untuk menjelaskan fakta, gagasan dan informasi penting lain kepada para pembelajar. Dalam pembelajaran dengan strategi ekspositori guru cenderung menggunakan kontrol proses pembelajaran dengan aktif atau lebih berpusat pada guru, sementara siswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disampaikan akan ceramah demontrasi dan laporan studi.
Dengan demikian diduga strategi pembelajaran inkuiri akan lebih efektif jika diterapkan pada kelompok anak yang memiliki kecenderungan kepribadian ekstravers.
Perbedaan Harga Diri Anak yang Belajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Ekspositori bagi Anak Ekstravers.
Harga diri berkaitan dengan kemampuan diri anak baik dalam bidang akademik, sosial atau ketrampilan lain yang yang menjadikan anak memiliki sesuatu yang bernilai dan bernilai dalam pandangan orang lain. Anak yang mempunyai harga diri tinggi akan mengembangkan rasa percaya diri, sedikit perasaan rendah diri dan tidak mampu, kemampuan melihat diri secara realistis dan sedikit bersikap defensive seperti malu dan menarik diri. Sebaliknya anak yang memiliki harga diri rendah atau negative akan mengembangkan penyesuaian sosial yang kurang baik, mengalami perasaan yang tidak menentu, inferioritas, dan menggunakan banyak mekanisme pembelaan diri.
Anak ekstravers dicirikan dengan suka bergaul, suka keluar, suka mencoba, menonjol, suka berpetualangan, lebih tertarik untuk memulai dan membuat hubungan sosial, memiliki kemampuan berkomunikasi yang lancar dan mampu mengkomunikasikan emosi dengan baik, lebih independen, lebih responsive terhadap pengaruh sebaya serta terbuka. Karakteristik yang demikian jika belajar dengan strategi inkuiri maka akan lebih efektif baik secara akademis maupun dalam perolehan kerampilan sosial seperti kerjasama, prososial, toleransi, berempati, kontrol diri yang akan melahirkan rasa puas dan pada gilirannya akan meningkatkan harga diri anak. Prestasi akademik dan ketrampilan sosial akan membawa kepada perubahan rasa mampu anak, rasa berharga diri dan rasa bernilai anak. Anak ekstravers kurang tepat dengan strategi pembelajaran ekspositori yang cenderung membuat anak pasif mendengarkan dan kurang melibatkan partisipasi aktif anak.
Mengacu pada karakteristik ciri-ciri anak memiliki tipe kepribadian ekstravers kemudian dikaitkan dengan karakteristik strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran ekspositori sebagaimana diuraikan diatas, maka diduga bahwa harga diri anak memiliki kecenderungan kepribadian ekstravers yang diajar dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari pada harga diri anak yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.
Karakteristik yang demikian jika belajar dengan strategi inkuiri maka akan lebih efektif baik secara akademis maupun dalam perolehan kerampilan sosial seperti kerjasama, prososial, toleransi, berempati, kontrol diri yang akan melahirkan rasa puas dan pada gilirannya akan meningkatkan harga diri anak. Prestasi akademik dan ketrampilan sosial akan membawa kepada perubahan rasa mampu anak, rasa berharga diri dan rasa bernilai anak. Anak ekstravers kurang tepat dengan strategi pembelajaran ekspositori yang cenderung membuat anak pasif mendengarkan dan kurang melibatkan partisipasi aktif anak.
Dengan demikian diduga strategi pembelajaran inkuiri akan lebih efektif jika diterapkan pada kelompok anak tipe kepribadian ekstravers.
Perbedaan Harga Diri Anak yang Belajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Ekspositori bagi Anak introvers.
Anak dengan tipe kepribadian introvers memiliki kecenderungan berorientasi ke dalam diri, menarik diri, pendiam, tertutup, sulit bergaul, sulit melakukan komunikasi verbal, sulit menyatakan emosinya. Dalam hal belajar anak introvers tidak mudah terpengaruh oleh gangguan, intravet lebih hati-hati terkendali, lebih mudah mengingat jangka panjang dan lebih mandiri.
Strategi pembelajaran ekspositori adalah suatu strategi yang digunakan dengan tujuan menjelaskan fakta, gagasan dan informasi penting lain kepada para pembelajar. Strategi ini cenderung menekankan penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, referensi atau pengalaman pribadi dengan menggunakan teknik ceramah dan penjelasan dengan memberikan contoh tindakan pada siswa memberikan penjelasan, dan bertujuan untuk menjelaskan fakta, gagasan dan informasi penting lain kepada para pemelajar. Anak dengan kecenderungan introvers akan lebih terpacu akademiknya jika belajar dengan strategi ekspositori karena akan memberi peluang untuk mengaktualisasikan diri secara pribadi tanpa harus melakukan kerjasama dan berinteraksi sosial.
Mengacu pada karakteristik tipe kepribadian introvers dan karakteristik strategi pembelajaran ekspositori sebagaimana diuraikan di atas, dapat diduga bahwa untuk anak introvers, harga diri anak yang dikenai strategi pembelajaran ekspositori lebih tinggi dari pada dikenai strategi pembelajaran inkuiri.
Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Harga Diri Anak Bergantung pada Tipe Kepribadian.
Strategi pembelajaran baik inkuiri mapun ekspositori di kelas awal SD adalah untuk mengembangkan pengetahuan nilai dan keterampilan anak dalam semua aspek perkembangan jasmani dan sosial-emosional dan intelektual serta secara khusus bertujukan untuk membantu anak-anak belajar cara belajar. Pembelajaran diciptakan untuk membuat anak mencintai, merasa senang, dan bergiliran dalam melakukan kegiatan belajar. Demikian pula menumbuh suburkan dalam diri anak sikap dan sifat berpikir kreatif, dorongan ingin tahu, kerja sama, dan harga diri.
Perbedaan tingkah laku ekstraversi mendorong adanya kecenderungan yang berbeda dalam merespon stimulus yang sama dalam situasi yang sama. Demikian halnya metode yang sama tidak akan berdampak yang sama pada kelompok anak dengan kecenderungan ekstraversi yang berbeda. Perbedaan tersebut tercermin dalam prilaku terutama dalam kaitannya dengan interaksi sosial baik antara individu maupun dalam kelompok. Kelompok ektravert akan memiliki kecenderungan yang berbeda daripada introvert dalam melakukan interaksi dengan kelompok atau anak lain. Anak ekstravers dimungkinkan akan meningkat harga dirinya apabila mereka belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri karena siswa mendapat kesempatan untuk bediskusi, berdebat, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain serta melalui eksperimen.
Sebaliknya, untuk anak introvers akan lebih tepat jika digunakan pembelajaran ekspositori, karena untuk mencapai prestasi akademik tidak diperlukan ketrampilan sosial seperti berinteraksi dengan teman, bekerja sama, berdiskusi, mengajukan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain. Anak hanya dituntut untuk bekerja secara mandiri. Unsur-unsur kemandirian, ketelitian, kemampuan berdialog dengan dirinya sendiri dan orientasi kedalam diri anak introvert merupakan unsur penting yang akan mengentarkan anak mencapai prestasi akademik yang mengarah kepada peningkatan harga diri anak.
Dengan demikian diduga strategi pembelajaran ekspositori akan lebih efektif jika diterapkan pada kelompok anak yang memiliki kecenderungan kepribadian introvers.
artikel yang sangat berkelas.tidak salah ibu menyandang gelar Doktor.
download ebook islam,software, mp3, video islam di www.pintuislam.blogspot.com